Dalam kesehatan reproduksi keluhan tersering yang dialami
oleh wanita adalah keputihan, yang dalam istilah medis dikenal dengan fluor
albus atau duh tubuh genital. Duh tubuh genital pada wanita merupakan cairan
yang keluar dari vagina, leher rahim dan atau uretra (saluran keluar kemih).
Duh tubuh ini bisa keluar dalam keadaan normal maupun ada kelainan atau
penyakit yang mendasari. Cairan keputihan yang normal adalah berwarna putih,
nonhomogen, kental, tidak berbau busuk atau amis, tidak gatal dan tidak
disertai peradangan. Serta dengan tingkat keasaman atau PH di bawah 4,5,
biasanya antara 3,8 dan 4,4. Jumlah atau volume cairan keputihan yang normal
bervariasi dari satu wanita dengan wanita lain, dan meningkat selama masa
ovulasi, premenstruasi, dan selama kehamilan.
Penyebab
Berikut beberapa penyebab keputihan yang normal :
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal, perubahan hormon .
b. Kehamilan dan pasca bersalin
c. Pra dan pasca menstruasi,
d. Stimulasi seksual
e. Smegma (kotoran putih seperti lemak),
f. Kecapekan dan lain sebagainya
Penyebab keputihan yang abnormal :
a. Infeksi
- Bakteri.
Penyebabnya antara lain kuman Neisseria gonorrhoeae (penyakit GO atau kencing nanah), Chlamidia trakhomatis, Mycoplasma
hominis, Ureaplasma urealyticum, Gardnerella vaginalis,
Donovania granulomatis
- Virus
Yang sering berperan antara lain, Human Papiloma Virus, Human Immunodefisiency
Virus (HIV)
- Parasit/Protozoa
disebabkan oleh Trichomonas
Vaginalis
- Jamur
disebabkan oleh Candida
albicans
b. Non Infeksi : Adanya benda asing misal tampon, alergi
(pembalut, sperma pasangan, dll), atau reaksi radang lainnya.
Menjaga Higiene dan Kesehatan Genital
Sebagian besar penyebab keputihan yang tidak normal adalah infeksi
oleh kuman (bakteri, virus, parasit atau jamur). Oleh karena itu penting sekali
kita menjaga kebersihan daerah intim pribadi dan mencegah terjadinya penularan
penyakit di organ tubuh seksual ini. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan,
yaitu :
1. Biasakan mencuci tangan dahulu sebelum menyentuh daerah
pribadi
2. Membasuh daerah genital dengan air bersih setiap selesai
buang air kecil dan besar serta saat mandi
3. Cara mencuci yang benar adalah dari arah depan ke arah
belakang, jangan terbalik karena bisa membawa kuman-kuman dari anus ke genital
yang lebih steril. Setelah itu sebelum memakai celana, keringkan dahulu dengan
menggunakan handuk atau tissue. Agar daerah kewanitaan tidak lembab, suatu
keadaan yang disukai oleh kuman atau jamur untuk berkembang biak.
4. Gunakanlah celana dalam yang bersih, kering, tidak ketat
dan menyerap keringat, seperti bahan dari katun.
5. Mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari, dan
segera mengganti jika basah atau lembab.
6. Hati-hati saat menggunakan toilet umum. Toilet jongkok
lebih baik dari pada toilet duduk. Ketika terpaksa menggunakan toilet duduk,
pastikan bagian yang bersentuhan dengan tubuh kita bersih, jangan malas
mengelap terlebih dahulu, lebih baik lagi menggunakan tissue anti bakteri atau tissu beralkohol yang biasanya memang
disediakan di toilet.
7. Hindari penggunaan bersama handuk dan washlap dengan orang lain.
8. Saat menstruasi pilihlah pembalut yang lembut, menyerap
dengan baik, tidak berparfum, serta yang merekat baik dengan celana. Dan
segeralah ganti pembalut ketika penuh.
9. Tentu saja, jangan free
sex dan setialah pada
pasangan masing masing.
Bagaimana Jika Menderita Keputihan
Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan apakah
keputihan tersebut normal apa tidak. Ketika keputihan menunjukkan ciri-ciri
normal, yang dilakukan adalah menjaga agar daerah intim tidak basah atau lembab
terlalu lama, persering mengganti celana dalam atau gunakanlah pantyliner ketika sedang bepergian. Karena bisa
saja awalnya keputihan normal, tetapi karena kelembaban tidak dijaga, kuman
penyebab infeksipun bisa datang dan berkembang biak, sehingga statusnya menjadi
keputihan yang tidak normal.
Ketika kita curiga keputihan tidak normal, selain evaluasi
higiene pribadi sebaiknya segera ke dokter, bisa dokter umum, dokter spesialis
kebidanan & kandungan atau dokter spesialis kulit kelamin untuk pemeriksaan
lebih lanjut agar diterapi sesuai dengan penyebab. Apakah perlu antibiotik,
anti jamur, anti virus atau anti parasit.
#dari berbagai sumber
Artikel juga terdapat di www.fahima.org