Monday, July 14, 2014

Duh Tubuh Genital atau Keputihan

Dalam kesehatan reproduksi keluhan tersering yang dialami oleh wanita adalah keputihan, yang dalam istilah medis dikenal dengan fluor albus atau duh tubuh genital. Duh tubuh genital pada wanita merupakan cairan yang keluar dari vagina, leher rahim dan atau uretra (saluran keluar kemih). Duh tubuh ini bisa keluar dalam keadaan normal maupun ada kelainan atau penyakit yang mendasari. Cairan keputihan yang normal adalah berwarna putih, nonhomogen, kental, tidak berbau busuk atau amis, tidak gatal dan tidak disertai peradangan. Serta dengan tingkat keasaman atau PH di bawah 4,5, biasanya antara 3,8 dan 4,4. Jumlah atau volume cairan keputihan yang normal bervariasi dari satu wanita dengan wanita lain, dan meningkat selama masa ovulasi, premenstruasi, dan selama kehamilan.

Penyebab
Berikut beberapa penyebab keputihan yang normal :
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal, perubahan hormon .
b. Kehamilan dan pasca bersalin
c. Pra dan pasca menstruasi,
d. Stimulasi seksual
e. Smegma (kotoran putih seperti lemak),
f. Kecapekan dan lain sebagainya

Penyebab keputihan yang abnormal :
a. Infeksi
- Bakteri.
Penyebabnya antara lain kuman Neisseria gonorrhoeae (penyakit GO atau kencing nanah), Chlamidia trakhomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum, Gardnerella vaginalis, Donovania granulomatis
- Virus
Yang sering berperan antara lain, Human Papiloma Virus, Human Immunodefisiency Virus (HIV)
- Parasit/Protozoa
disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis
- Jamur
disebabkan oleh Candida albicans

b. Non Infeksi : Adanya benda asing misal tampon, alergi (pembalut, sperma pasangan, dll), atau reaksi radang lainnya.

Menjaga Higiene dan Kesehatan Genital
Sebagian besar penyebab keputihan yang tidak normal adalah infeksi oleh kuman (bakteri, virus, parasit atau jamur). Oleh karena itu penting sekali kita menjaga kebersihan daerah intim pribadi dan mencegah terjadinya penularan penyakit di organ tubuh seksual ini. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu :
1. Biasakan mencuci tangan dahulu sebelum menyentuh daerah pribadi
2. Membasuh daerah genital dengan air bersih setiap selesai buang air kecil dan besar serta saat mandi
3. Cara mencuci yang benar adalah dari arah depan ke arah belakang, jangan terbalik karena bisa membawa kuman-kuman dari anus ke genital yang lebih steril. Setelah itu sebelum memakai celana, keringkan dahulu dengan menggunakan handuk atau tissue. Agar daerah kewanitaan tidak lembab, suatu keadaan yang disukai oleh kuman atau jamur untuk berkembang biak.
4. Gunakanlah celana dalam yang bersih, kering, tidak ketat dan menyerap keringat, seperti bahan dari katun.
5. Mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari, dan segera mengganti jika basah atau lembab.
6. Hati-hati saat menggunakan toilet umum. Toilet jongkok lebih baik dari pada toilet duduk. Ketika terpaksa menggunakan toilet duduk, pastikan bagian yang bersentuhan dengan tubuh kita bersih, jangan malas mengelap terlebih dahulu, lebih baik lagi menggunakan tissue anti bakteri atau tissu beralkohol yang biasanya memang disediakan di toilet.
7. Hindari penggunaan bersama handuk dan washlap dengan orang lain.
8. Saat menstruasi pilihlah pembalut yang lembut, menyerap dengan baik, tidak berparfum, serta yang merekat baik dengan celana. Dan  segeralah ganti pembalut ketika penuh.
9. Tentu saja, jangan free sex dan setialah pada pasangan masing masing.

Bagaimana Jika Menderita Keputihan 
Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan apakah keputihan tersebut normal apa tidak. Ketika keputihan menunjukkan ciri-ciri normal, yang dilakukan adalah menjaga agar daerah intim tidak basah atau lembab terlalu lama, persering mengganti celana dalam atau gunakanlah pantyliner ketika sedang bepergian. Karena bisa saja awalnya keputihan normal, tetapi karena kelembaban tidak dijaga, kuman penyebab infeksipun bisa datang dan berkembang biak, sehingga statusnya menjadi keputihan yang tidak normal.
Ketika kita curiga keputihan tidak normal, selain evaluasi higiene pribadi sebaiknya segera ke dokter, bisa dokter umum, dokter spesialis kebidanan & kandungan atau dokter spesialis kulit kelamin untuk pemeriksaan lebih lanjut agar diterapi sesuai dengan penyebab. Apakah perlu antibiotik, anti jamur, anti virus atau anti parasit.

#dari berbagai sumber
Artikel juga terdapat di www.fahima.org