Tuesday, April 14, 2015

Pengalaman sebagai Visiting Researcher di Atopy Research Center, Juntendo University


Alhamdulillah mendapat kesempatan berharga bisa menjadi visiting researcher selama satu minggu di Atopy Research Center, Departemen Dermatology and Allergology, Juntendo University. Di departemen post graduate ini ada 3 proyek penelitian, yaitu :

1. Clarification of roles of mast cells in the innate immune responses, dibawah supervisi Hiroko Ushio.
2. Mechanisms of allergic sensitization, dengan supervisor Toshiro Takai
3. Functions of antimicrobial (host defense) peptides in the skin immunity, dengan supervisor Francois Niyonsaba. 

Salah satu PhD Student grup Francois, dr. Chanisa meneliti tentang sel keratinosit, sel yang terdapat di epidermis, lapisan luar kulit yang mempunyai peran dalam penyakit dermatitis atopi. Penelitian ini menggunakan “Clean bench” yang memungkinkan setiap kegiatan dalam laboratorium senantiasa dalam keadaan steril dan mendukung terciptanya hasil yang baik.

Saya juga berkesempatan ikut dalam eksperimen grup Takai, yang menggunakan mencit khusus yang harga satu ekor nya mencapai lebih dari 30 juta rupiah. Dan tentu saja karena mencit ini dikembangkan tanpa daya imunitas, prosedurnya sangat mengutamakan faktor kesterilan. Untuk masuk ke ruang mencit, selain mencuci tangan kami harus menggunakan baju plus penutup kepala steril seperti astronot, tak lupa masker kaus kaki dan sandal, lagi-lagi harus steril. Ternyata tidak selesai sampai disitu, kami juga harus melewati satu ruangan tertutup, masuk satu satu, lalu akan ada sumber angin yang akan mengarah kepada badan kita, dan kita harus berputar. Mirip ruangan sensor yang biasa kita lihat di televisi. Prosedur yang dilakukan adalah menilai sensitisasi suatu alergen pada telinga mencit. Berupa perhitungan berapa millimeter penebalan telinga, setelah dipaparkan alergen selama fase tertentu.

Kemudian, sebagai salah satu bagian dari departemen pendidikan kedokteran, selain dibagian research saya juga sempat dua kali mengikuti konferensi klinik, seperti laporan jaga kalau di Indonesia. Jadi membahas kasus penyakit kulit baik di ruang perawatan ataupun IGD. Tentu saja dengan bahasa pengantar full nihon-go yang 80 persen tidak saya mengerti hehe. Yang saya lakukan adalah ketika ada yang presentasi satu kasus, langsung diam-diam searching mencari artikelnya dalam bahasa Inggris, agar bisa sedikit lebih mengikuti diskusi mereka.

Dan rangkaian magang ditutup dengan pemberian sertifikat oleh Professor Shigaku Ikeda, MD, PhD plus kenang-kenangan kaos Juntendo dari Juntendo International Center (JUIC)

Terima kasih Juntendo

with Miss Yanagi, yang sangat membantu proses administrasi
Bersama dermatologist, PhD student dari Thailand

Salah satu menu kantin yang murah meriah

No comments:

Post a Comment