Monday, March 9, 2015

Flu dan Selesma

Flu Istilah Rancu

Banyak masyarakat awam bahkan praktisi kesehatan mudah menggunakan kata flu untuk penyakit batuk pilek, sebenarnya flu itu istilah yang rancu, karena tidak semua gejala bersin, hidung tersumbat, dan batuk bisa dikatakan flu.

Flu, berasal dari istilah influenza yang merupakan salah satu jenis virus. Jadi jika kita mengatakan sakit flu, pengertiannya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Sedangkan untuk penyakit dengan gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, batuk atau kurang enak badan lebih tepat disebut dengan penyakit common cold atau selesma yang angka kejadiannya cukup tinggi terutama pada balita. Selesma/common cold merupakan gabungan berbagai gejala yang mengganggu saluran napas bagian atas, terutama selaput lendir hidung. Selesma bersifat self-limiting yang berarti ‘sembuh sendiri’ dan bisa disebabkan oleh beberapa jenis virus, diantaranya rhinovirus, coronavirus, adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV). Uniknya, virus influenza dan parainfluenza juga bisa menyebabkan gejala selesma, terutama dengan manifestasi gejala yang lebih ringan.

Sedangkan influenza adalah penyakit infeksi pernapasan yang sangat menular dengan gejala yang lebih berat dari selesma, yaitu batuk dan pilek yang lebih berat, demam yang lebih tinggi dibanding selesma, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, bahkan bisa menyebabkan komplikasi berupa pneumonia atau radang paru. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B atau bisa juga C, namun ini jarang. Gejala yang lebih berat biasanya disebabkan oleh virus influenza tipe A, yang bisa menimbulkan wabah seperti flu burung (H5N1) atau flu babi (H1N1).

Penyebaran dapat terjadi adanya kontak langsung dan kontak tak langsung. Tubuh yang sehat memiliki daya tahan alami yang cukup kuat untuk melindunginya terhadap berbagai penyakit dan virus. Namun, bila sistem daya tahan tubuh menurun, maka virus dapat masuk dan menginvasi ke dalam sel-sel tubuh. Pertama kali, virus akan menyerang mukosa hidung, leher dan saluran pernafasan, dimana bulu-bulu getarnya dirusak. Keadaan ini timbul bila imunitas tubuh tidak baik, misal dikarenakan menderita penyakit serius, kerja fisik yang terlalu berat dan terlampau letih, kurang istirahat, banyak stres atau tidak cukup makan bergizi.

Waspadai di Musim Pancaroba

Pada musim pancaroba, termasuk musim dingin yg berubah-ubah suhunya ini, insiden penyakit selesma dan influenza meningkat. Temperatur yang sering berubah-ubah dan kelembapan yang rendah, dapat membuat daya tahan tubuh menurun dan kondisi ini juga sangat ideal bagi banyak virus untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi tidak heran lebih banyak orang terserang penyakit pada musim pancaroba dibanding musim yang temperaturnya relatif stabil.

Balita lebih rentan terkena selesma maupun influenza., alasannya adalah
  • Sistem daya tahan tubuh masih lemah dan relatif belum matang dibandingkan orang dewasa karena masih dalam tahap tumbuh kembang
  • Diameter saluran nafas lebih kecil dari dewasa sehingga jika terjadi peradangan saluran nafas, gejala yang ditimbulkan lebih berat, misalnya sesak nafas.
  • Biasanya anak-anak suka mengkonsumsi es, snack atau makanan-makanan tertentu yang bisa merangsang batuk atau pilek bagi anak yang mempunyai riwayat alergi
  • Lingkungan yang kurang baik untuk kesehatan pernafasan misal lingkungan yang tinggi polusi, kelembapan rendah, banyak asap rokok dapat menurunkan daya tahan saluran nafas terutama pada anak.
  • Anak-anak gampang tertular dari dewasa yang menderita flu atau selesma yang tidak memakai masker saat bersin dan batuk.


Mencegah lebih baik dari mengobati

Umumnya flu dan Selesma bersifat sembuh sendiri, sehingga sasaran pengobatannya bersifat meringankan gejala. Istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang sangat diperlukan untuk mempercepat penyembuhan.

Berhati-hatilah menggunakan obat-obat over the counter (OTC) untuk flu atau selesma, yang bisa dibeli sendiri tanpa resep dokter. Karena biasanya mengandung lebih dari satu zat aktif dan tak jarang mengandung zat aktif yang kurang dianjurkan untuk anak-anak yang menderita flu atau selesma biasa, misalnya antitusif, dekongestan dan antihistamin. Dekongestan biasanya digunakan pada penderita yang mengalami rhinitis alergi tahunan sedangkan antitusif (penekan batuk) digunakan pada batuk rejan, berupa batuk hebat dan terus-menerus

Pencegahan merupakan obat paling mujarab mengatasi selesma dan flu.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah
  1. Rajin mencuci tangan dengan sabun terutama jika baru pulang dari bepergian keluar rumah.
  2. Menghindari kontak dengan penderita influenza.
  3. Menggunakan masker, terutama dalam ruang tertutup, misal dalam kereta, mall atau ruang kerja.
  4. Makan makanan yang bergizi, perbanyak sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin untuk membangun daya tahan tubuh
  5. Tetap olah raga teratur dan istirahat yang cukup
  6. Jika ada gejala flu, terutama demam tinggi segeralah kedokter
  7. Dianjurkan untuk vaksinasi influenza..

Vaksin flu isinya selalu berubah tiap tahun, disesuaikan dengan serotipe virus yang berkembang tahun itu. Dan yang perlu digarisbawahi adalah vaksin ini mencegah penyakit yang ditularkan oleh virus influenza dan bukan untuk mencegah semua gejala batuk pilek. Sebagaimana kita ketahui diawal bahwa selesma penyebabnya bermacam-macam, terutama rhinovirus, adapun influenza menyebabkan gejala yang lebih berat. Apalagi influenza bisa menyebabkan komplikasi radang paru terutama pada golongan yang rentan, seperti anak dengan penyakit jantung, ginjal, asma juga pada usia lanjut. Dan Komplikasi influenza inilah yang dicegah dengan pemberian vaksin inluenza.

Antisipasi Selesma/flu 

Siapkan obat-obat berikut untuk antisipasi jika flu/selesma.
  • Obat penurun panas jika temperatur diatas 38,5 C
  • Obat pengencer dahak (misalnya ambroksol dan erdostein),
  • Jika hidung tersumbat bisa menggunakan tetes hidung yang berisi cairan fisiologis dan untuk mengurangi sumbatan, posisi tidur bayi atau balita dianjurkan miring atau tengkurap.
  • Terpenting, perbanyak anak minum air putih hangat, karena selain membantu mengencerkan dahak juga bisa menurunkan panas secara lebih alami.
  • Hindari penggunaan antibiotika yang tidak diperlukan, kecuali dokter dapat membuktikan indikasi adanya infeksi bakteri.
  • Orangtua dapat memberikan multivitamin jika terdapat kesulitan asupan makan selama sakit sehingga kebutuhan vitaminnya dicukupkan dengan penambahan multivitamin.
  • Pemberian antivirus atas anjuran dokter ^_^


Semoga bermanfaat


#artikel yang mirip pernah di muat dimajalah dokter kita dan web fahima.org

No comments:

Post a Comment